Jumat, 27 Januari 2012

Organisasi Para Istri

Sebagai seorang istri wajar bila kita dikenal sebagai Ny. A, Ny. B mengikuti nama suami. Aku inget betul, dulu Mamaku selalu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama Papaku (aku sampai heran, bukannya Mama punya nama sendiri yaahh?). Rupanya itu adalah hal yang wajar di lingkungan istri para 'serdadu', kecuali tentunya dengan para istri yang suaminya seangkatan dengan Papaku maka mereka saling memanggil dengan nama kecil dan diembel-embeli dengan Mbak untuk yang lebih tua ataupun Jeng untuk yang lebih tua. Nah, aku sendiri pada awal pernikahan suka geli dan risih kalau ada yang memanggilku dengan panggilan "Ibu Agung" hahaha... kadang malah suka lupa kalau yang dimaksud itu adalah aku, parah banget deh...
Mamaku dulu adalah aktivis sejati organisasi istri para serdadu, mulai dari Persit Kartika Chandra Kirana, Dharma Pertiwi, IKKH (yang kemudian berganti nama jadi IKKA) sampai terakhir berkecimpung di KOWANI. Pokoknya kalau urusan organisasi seperti itu Mamaku top markotop daahh... Sementara seumur-umur aku nikah dengan suami, belum pernah sekalipun aku ikut kegiatan dengan Dharma Wanita, karena masih melekat di ingatanku kalau DW itu identik dengan arisan, rumpi sana-sini, kredit peralatan rumah tangga dll, waahh nggak banget deh yaa...
Waktu kami masih di bawah atap instansi yang sama aku selalu ngeles bahwa aku bukan anggota Dharma Wanita tapi anggota Korpri (kami berdua PNS). Istri Kepala Dinas hanya mampu geleng-geleng kepala.
Setelah suami pindah ke instansi dibawah naungan Pemerintah Provinsi, maka suatu hari datanglah undangan pertemuan Dhanrma Wanita di kantor suami. Harinya bertepatan dengan hari kerja. Kebetulan... berarti ada alasan kuat untuk tidak hadir karena tugas sebagai karyawati tentu lebih utama. Waktu aku minta ijin dengan beribu maaf (dengan gaya yang takzim) eehhh si bu Boss dengan tenangnya ngomong gini, "Halaahhh... nggak pa pa wong saya juga jarang dateng, kita kan sam-sama kerja" Kebetulan memang si bu Boss ini berprofesi sebagai dokter PNS.
Lain lagi dengan bu Boss yang sekarang, beliau aktivis Dharma Wanita sejati. Sering mengadakan pertemuan dan yang bikin nggak enak ati beliau suka sekali 'ngabsen' istri para stafnya yang jarang muncul dan nanti diutarakan waktu kita ketemu pada lain kesempatan. Biasanya beliau ngomong gini, "Yaaa... ini nih yang nggak pernah muncul kalau ada acara Dharma Wanita" Jadilah aku salah tingkah sendiri...
Tapi aku cueklah, toh fungsi Dharma Wanita sekarang juga tidak lagi sebagai 'penunjang tugas suami' dan suamikupun nggak pernah ribet kalau aku nggak pernah muncul disana. Hmmm (just wondering) harusnya kalau ada penunjang tugas suami mestinya ada juga 'penunjang tugas istri' dooonngg... Namanya apa ya? Dharma Gandhul kaleeee hehehe... :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar